Pengertian Darah Tinggi (Hipertensi)
Darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah di atas batas normal dalam jangka waktu lama. Kondisi ini tidak boleh dianggap remeh karena hipertensi yang dibiarkan tanpa penanganan dapat memicu berbagai komplikasi serius, seperti penyakit jantung dan stroke. Artikel ini akan membahas pengertian darah tinggi, faktor penyebab, gejala yang muncul, serta cara yang efektif untuk mengendalikannya.
1. Pengertian Darah Tinggi
Tekanan darah merupakan ukuran kekuatan aliran darah yang mendorong dinding pembuluh darah. Normalnya, tekanan darah berada di kisaran 120/80 mmHg. Seseorang dinyatakan hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darahnya konsisten di atas 130/80 mmHg atau lebih. Angka pertama (sistolik) mengukur tekanan saat jantung memompa darah, sedangkan angka kedua (diastolik) mengukur tekanan ketika jantung berada dalam fase istirahat.
Hipertensi dikenal juga sebagai “silent killer” karena sering kali tidak menunjukkan gejala khas, meskipun tekanan darah sudah berada pada tingkat berbahaya. Oleh sebab itu, pemeriksaan tekanan darah secara berkala menjadi sangat penting untuk deteksi dini.
2. Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab hipertensi dapat bervariasi, mulai dari faktor genetik hingga gaya hidup. Berikut adalah beberapa faktor umum yang dapat meningkatkan risiko terkena darah tinggi:
-
Faktor Genetik
Riwayat keluarga dengan hipertensi membuat seseorang lebih rentan mengalami kondisi yang sama. Jika kedua orang tua memiliki riwayat tekanan darah tinggi, kemungkinan anak mengalaminya akan lebih besar. -
Pola Makan Tinggi Garam dan Lemak
Konsumsi garam berlebihan dapat mengganggu keseimbangan cairan dalam tubuh sehingga memicu kenaikan tekanan darah. Selain itu, pola makan yang mengandung banyak lemak jenuh juga berkontribusi terhadap penumpukan plak di dinding pembuluh darah yang dapat meningkatkan tekanan darah. -
Kelebihan Berat Badan (Obesitas)
Semakin besar massa tubuh, semakin besar pula beban kerja jantung dalam memompa darah. Hal ini menyebabkan tekanan darah cenderung meningkat, terutama pada orang yang mengalami obesitas. -
Kurang Aktivitas Fisik
Jarang berolahraga atau bergerak secara aktif dapat menurunkan kebugaran jantung dan pembuluh darah, sehingga risiko hipertensi pun akan meningkat. -
Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol
Zat kimia dalam rokok serta asupan alkohol berlebihan bisa merusak pembuluh darah dan membuatnya lebih kaku. Kondisi ini pada akhirnya memicu terjadinya hipertensi. -
Usia dan Kondisi Medis Tertentu
Semakin bertambahnya usia, elastisitas pembuluh darah menurun. Selain itu, beberapa gangguan medis seperti penyakit ginjal kronis, diabetes, dan kelainan hormon juga dapat memunculkan hipertensi sekunder.
3. Gejala-Gejala Hipertensi
Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi karena gejalanya cenderung samar atau mirip dengan gangguan kesehatan lain. Beberapa gejala yang mungkin timbul antara lain:
- Sakit Kepala Terutama di Bagian Belakang: Biasanya lebih sering dirasakan pada pagi hari.
- Pusing atau Kepala Terasa Berat: Terkadang diiringi dengan perasaan berputar saat berdiri mendadak.
- Mudah Lelah dan Lemas: Kegiatan sehari-hari yang biasanya tidak terasa berat menjadi lebih melelahkan.
- Gangguan Penglihatan: Seperti pandangan kabur atau sensasi ‘kunang-kunang’.
- Nyeri di Dada atau Jantung Berdebar: Pada beberapa kasus, dapat menandakan jantung harus bekerja lebih keras.
Karena gejala-gejala ini tidak spesifik, sering kali hipertensi baru terdeteksi ketika penderita menjalani pemeriksaan kesehatan atau sudah muncul komplikasi serius.
4. Cara Mengendalikan Darah Tinggi
Meskipun hipertensi berisiko menyebabkan beragam penyakit kronis, kondisi ini dapat dikendalikan. Langkah-langkah di bawah ini dapat membantu menstabilkan tekanan darah:
-
Rutin Memeriksa Tekanan Darah
Lakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur, baik di rumah dengan alat tensimeter digital maupun di fasilitas kesehatan. Pemantauan berkala memudahkan Anda dan tenaga medis mengevaluasi apakah terapi atau perubahan gaya hidup yang dijalani sudah efektif. -
Menjaga Pola Makan Sehat
- Batasi asupan garam: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi garam maksimal 5 gram (sekitar 1 sendok teh) per hari.
- Perbanyak sayur, buah, dan biji-bijian: Kandungan serat, vitamin, dan mineral dalam makanan tersebut membantu menjaga kesehatan pembuluh darah.
- Pilih lemak sehat: Gantilah lemak jenuh dengan lemak tak jenuh, seperti yang terdapat dalam ikan, alpukat, dan kacang-kacangan.
-
Berolahraga Secara Teratur
Aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, lima kali seminggu, dapat memperbaiki sirkulasi darah dan mengendalikan berat badan. Pilihan olahraganya dapat berupa jalan cepat, bersepeda, berenang, atau latihan aerobik lainnya. -
Mengatur Berat Badan
Menjaga indeks massa tubuh tetap ideal dapat meringankan beban jantung. Apabila memiliki berat badan berlebih, lakukan program penurunan berat badan secara bertahap melalui pengaturan pola makan dan olahraga rutin. -
Mengelola Stres
Stres berkepanjangan dapat memicu hipertensi. Oleh karena itu, belajar teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, dan yoga sangat bermanfaat. Selain itu, alokasikan waktu khusus untuk hobi atau hal-hal yang disukai guna meredakan ketegangan. -
Hentikan Merokok dan Batasi Konsumsi Alkohol
Merokok dapat mempersempit pembuluh darah, sementara alkohol berlebihan mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit. Menghentikan kebiasaan ini membantu menjaga pembuluh darah agar tetap sehat. -
Konsumsi Obat Sesuai Anjuran Dokter
Pada kasus hipertensi yang sudah tergolong tinggi atau disertai komplikasi, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan. Pastikan untuk meminumnya sesuai jadwal dan dosis yang ditentukan. Konsultasikan terlebih dahulu sebelum menghentikan atau mengganti obat.
Darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi berbahaya yang sering kali tidak disadari karena minimnya gejala. Faktor risiko utama meliputi gaya hidup tidak sehat, riwayat keluarga, dan masalah medis tertentu. Untuk mencegah serta mengendalikan tekanan darah, sangat disarankan untuk membatasi konsumsi garam, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, dan mengelola stres. Jika sudah terdiagnosis hipertensi, patuhilah perawatan dan pantau tekanan darah secara berkala. Dengan begitu, risiko komplikasi seperti serangan jantung, stroke, dan kerusakan organ lain dapat diminimalkan, sehingga kualitas hidup tetap terjaga.
Baca Juga :