Makanan yang Dilarang Bagi Penderita Darah Tinggi
Darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan komplikasi serius lainnya. Menurut sejumlah penelitian, pola makan berperan penting dalam mengendalikan tekanan darah. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Hypertension (2019) menunjukkan bahwa membatasi asupan garam (natrium) dan lemak jenuh dapat membantu menurunkan tekanan darah secara signifikan. Artikel berikut membahas makanan pantangan bagi penderita darah tinggi, disertai penjelasan ilmiah dan rekomendasi praktis.
1. Makanan Tinggi Garam (Natrium)
Mengapa Harus Dibatasi?
- Hubungan Natrium dan Tekanan Darah: Penelitian yang dimuat dalam New England Journal of Medicine (2014) menemukan bahwa konsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan retensi cairan dalam tubuh dan mempersempit pembuluh darah, sehingga tekanan darah naik.
- Rekomendasi Batas Konsumsi: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan pembatasan asupan garam hingga maksimal 5 gram per hari (setara dengan 2.000 mg natrium). Pada penderita hipertensi, beberapa ahli gizi merekomendasikan batas yang lebih rendah, sekitar 1.500 mg natrium per hari, untuk mengontrol tekanan darah lebih optimal.
Contoh Makanan yang Perlu Dihindari
- Makanan Olahan dan Instan: Misalnya mi instan, sup kaleng, atau daging olahan (sosis, nugget) yang biasanya mengandung garam tinggi sebagai pengawet.
- Makanan Cepat Saji (Fast Food): Burger, kentang goreng, dan pizza umumnya diberi tambahan garam dan bumbu perasa dalam jumlah besar.
- Keripik dan Cemilan Asin: Camilan dalam kemasan sering kali mengandung natrium dalam bentuk MSG (monosodium glutamate) dan sodium nitrat.
- Acar dan Makanan yang Diasinkan: Pembuatan acar atau pengasinan bertujuan untuk pengawetan, sehingga kandungan garamnya tinggi.
2. Makanan dengan Lemak Jenuh dan Lemak Trans Tinggi
Alasan Ilmiah
- Pengaruh terhadap Tekanan Darah: Konsumsi lemak jenuh dan trans yang berlebihan dapat memicu penyempitan arteri serta meningkatkan risiko aterosklerosis. Penumpukan plak di dinding pembuluh darah membuat tekanan darah semakin tinggi karena jantung harus memompa lebih keras.
- Dampak Terhadap Kesehatan Jantung: Studi yang diterbitkan oleh American Heart Association (AHA) menegaskan bahwa membatasi lemak jenuh (seperti yang terdapat dalam daging merah berlemak, mentega, dan minyak kelapa) dapat membantu menjaga kesehatan kardiovaskular, khususnya pada penderita hipertensi.
Contoh Makanan yang Perlu Dihindari
- Daging Merah Berlemak Tinggi: Potongan daging sapi atau kambing yang banyak mengandung lemak.
- Produk Olahan Susu Penuh Lemak: Keju berlemak tinggi, krim kental, dan es krim tinggi lemak.
- Gorengan dan Makanan Cepat Saji: Proses penggorengan berulang (deep-frying) sering kali meningkatkan kandungan lemak trans.
- Mentega dan Minyak Kelapa: Meski kerap dianggap alami, keduanya mengandung lemak jenuh yang tinggi.
3. Gula Tambahan dan Minuman Manis
Temuan Riset
- Gula dan Resistensi Insulin: Beberapa penelitian, termasuk studi dalam jurnal Hypertension (2020), menemukan kaitan antara konsumsi gula berlebihan dengan resistensi insulin, yang dapat memicu sindrom metabolik dan meningkatkan risiko hipertensi.
- Minuman Bersoda dan Sirup: Kandungan gula yang tinggi pada minuman manis mampu mengakibatkan lonjakan kalori, penambahan berat badan, dan pada akhirnya memicu kenaikan tekanan darah.
Contoh Makanan/Minuman yang Perlu Dihindari
- Minuman Bersoda, Teh Kemasan, atau Kopi Latte Kemasan: Banyak mengandung gula tambahan.
- Kue, Biskuit, dan Pastry Manis: Biasanya mengombinasikan gula dan lemak jenuh.
- Sereal Sarapan Manis: Beberapa merek mengandung gula yang sangat tinggi, meski dipasarkan sebagai “sehat”.
4. Makanan Tinggi Kolesterol
Pengaruh terhadap Hipertensi
- Penumpukan Plak pada Pembuluh Darah: Kolesterol jahat (LDL) yang tinggi bisa menempel di dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Peningkatan plak membuat pembuluh darah menyempit, sehingga tekanan darah naik.
- Konsultasi dengan Dokter: Pasien hipertensi yang juga memiliki kadar kolesterol tinggi memerlukan pengaturan diet dan pengawasan medis lebih ketat.
Contoh Makanan yang Perlu Dikurangi
- Jeroan (Hati, Otak, Babat): Meskipun sebagian masyarakat menganggapnya bergizi, kandungan kolesterol pada jeroan umumnya tinggi.
- Seafood Tertentu (Udang, Kerang, Cumi): Walau mengandung protein, beberapa seafood juga menyimpan kolesterol yang cukup tinggi bila dikonsumsi berlebihan.
- Makanan Berminyak: Gorengan dan santan kental berlebihan dapat berkontribusi pada tingginya kolesterol jahat.
5. Tips Meminimalkan Konsumsi Bahan Berbahaya Bagi Tekanan Darah
-
Baca Label Kemasan
Periksa kandungan natrium, lemak jenuh, dan gula pada tabel informasi nilai gizi sebelum membeli produk makanan atau minuman. -
Gunakan Rempah-Rempah Pengganti Garam
Alih-alih memakai garam berlebihan, gunakan rempah-rempah segar seperti bawang putih, bawang merah, jahe, merica, kunyit, atau herba (oregano, basil, rosemary) untuk menambah cita rasa. -
Pilih Cara Masak yang Sehat
Utamakan metode memasak seperti mengukus, memanggang, atau merebus dibandingkan menggoreng dalam minyak banyak. -
Perbanyak Asupan Serat
Sayuran hijau, buah-buahan segar, kacang-kacangan, dan biji-bijian membantu menjaga kesehatan pencernaan dan menurunkan tekanan darah. -
Konsumsi Air Putih yang Cukup
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh dapat membantu menjaga keseimbangan elektrolit, serta mengurangi keinginan mengonsumsi minuman manis.
Berdasarkan berbagai hasil penelitian, penderita darah tinggi sebaiknya membatasi asupan makanan tinggi garam, lemak jenuh, lemak trans, gula tambahan, dan kolesterol. Pola makan tinggi komponen tersebut terbukti memicu naiknya tekanan darah dan mempersulit pengelolaan hipertensi. Memperhatikan label gizi, memilih metode masak yang sehat, dan memperbanyak asupan sayur serta buah adalah langkah efektif untuk mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal. Apabila ingin melakukan perubahan signifikan dalam pola makan, konsultasikan terlebih dahulu dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai kondisi kesehatan masing-masing.
Dengan pembatasan makanan pantangan ini serta diimbangi gaya hidup sehat—seperti rutin berolahraga dan mengelola stres—penderita hipertensi dapat mengontrol tekanan darahnya secara lebih optimal. Hasilnya, risiko komplikasi jangka panjang seperti penyakit jantung dan stroke dapat diminimalkan, sehingga kualitas hidup tetap terjaga.
Baca Juga :