Penyebab Darah Tinggi di Usia Muda
Darah tinggi atau hipertensi sering kali dikaitkan dengan kelompok usia lanjut. Namun, dewasa ini semakin banyak remaja dan orang dewasa muda yang mengalami tekanan darah tinggi. Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius karena dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan jika tidak ditangani dengan tepat. Artikel berikut akan membahas apa itu hipertensi, mengapa bisa terjadi di usia muda, serta faktor-faktor penyebabnya.
1. Mengenal Darah Tinggi (Hipertensi)
Darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah seseorang selalu berada di atas batas normal. Secara umum, tekanan darah dianggap tinggi jika pengukuran sistolik (angka atas) berada pada atau di atas 130 mmHg dan/atau diastolik (angka bawah) berada pada atau di atas 80 mmHg.
Dalam keadaan normal, tekanan darah dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Namun, jika tekanannya terlalu tinggi secara berkepanjangan, jantung dan pembuluh darah akan bekerja lebih keras. Akibatnya, risiko terjadinya gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke meningkat.
2. Mengapa Darah Tinggi Bisa Terjadi di Usia Muda?
Seiring dengan perubahan pola hidup dan kebiasaan makan, hipertensi kini tak lagi terbatas pada kelompok lanjut usia. Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi tekanan darah tinggi pada remaja dan orang dewasa muda meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Gaya hidup modern yang lebih pasif, tingginya konsumsi makanan olahan, dan tingkat stres yang tinggi diduga menjadi kontributor utama.
Selain itu, akses yang lebih mudah terhadap makanan cepat saji tinggi garam dan lemak dapat memicu kenaikan berat badan serta menurunkan kebugaran kardiovaskular sejak dini. Jika kebiasaan ini berlanjut, hipertensi dapat berkembang pada usia yang jauh lebih muda daripada yang diperkirakan sebelumnya.
3. Faktor-Faktor Penyebab Darah Tinggi di Usia Muda
-
Pola Makan Tidak Sehat
- Tinggi Garam: Mengonsumsi makanan olahan, camilan asin, dan fast food meningkatkan asupan natrium yang dapat menahan cairan dalam tubuh, sehingga tekanan darah cenderung naik.
- Lemak Jenuh Berlebihan: Makanan berminyak atau bersantan dapat berkontribusi pada penumpukan plak di pembuluh darah, memicu tekanan darah tinggi.
-
Kurangnya Aktivitas Fisik
- Gaya Hidup Sedentari: Kebiasaan duduk terlalu lama di depan komputer, televisi, atau ponsel menurunkan kebugaran tubuh. Minimnya olahraga membuat jantung dan pembuluh darah menjadi kurang efisien dalam bekerja.
- Obesitas dan Kelebihan Berat Badan: Berat badan berlebih menambah beban kerja jantung. Penelitian menunjukkan bahwa remaja dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan hipertensi.
-
Konsumsi Rokok dan Alkohol
- Nikotin: Zat ini dapat mempersempit pembuluh darah, sehingga tekanan darah meningkat.
- Alkohol Berlebihan: Kebiasaan ini mengganggu keseimbangan elektrolit dan cairan dalam tubuh, serta dapat merusak dinding pembuluh darah.
-
Stres dan Faktor Psikologis
- Tekanan Akademik atau Pekerjaan: Kehidupan modern membuat anak muda lebih rentan terhadap stres. Respon tubuh terhadap stres sering kali memicu lonjakan tekanan darah.
- Gangguan Tidur: Stres berlebihan bisa menyebabkan insomnia atau gangguan tidur lainnya, yang juga terkait dengan peningkatan tekanan darah.
-
Faktor Genetik dan Keturunan
- Riwayat Keluarga: Jika orang tua atau saudara kandung memiliki riwayat hipertensi, kemungkinan besar anak juga akan lebih mudah mengembangkan kondisi yang sama.
- Kondisi Medis Tertentu: Beberapa gangguan hormonal atau penyakit ginjal bisa meningkatkan risiko hipertensi di usia muda.
-
Penggunaan Obat atau Suplemen Tertentu
- Obat Dekongestan: Beberapa obat flu yang dijual bebas mengandung zat yang dapat memicu kenaikan tekanan darah jika dikonsumsi berlebihan.
- Stimulan: Produk yang mengandung kafein tinggi atau stimulan lainnya (termasuk suplemen olahraga tertentu) dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
4. Pentingnya Deteksi Dini
Darah tinggi di usia muda sering kali tidak menunjukkan gejala spesifik, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya sudah mengidap hipertensi. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin menjadi kunci utama untuk mendeteksi kondisi ini sejak awal. Jika terlambat, risiko kerusakan organ seperti jantung, ginjal, dan pembuluh darah dapat terjadi lebih cepat dan lebih parah.
5. Langkah Mencegah dan Mengendalikan Darah Tinggi
- Pola Makan Seimbang: Batasi konsumsi garam, gula, dan lemak jenuh. Perbanyak buah, sayuran, biji-bijian utuh, serta sumber protein rendah lemak.
- Rutin Berolahraga: Setidaknya 150 menit per minggu untuk aktivitas aerobik ringan hingga sedang. Contohnya jalan cepat, bersepeda, atau berenang.
- Kelola Stres: Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau sekadar beristirahat sejenak dari kegiatan padat.
- Hindari Merokok dan Batasi Alkohol: Keduanya terbukti mempercepat kerusakan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
- Menjaga Berat Badan Ideal: Hitung indeks massa tubuh (IMT) dan pastikan berada dalam rentang sehat.
- Konsultasi Medis Teratur: Jika sudah terdiagnosis hipertensi, ikuti saran dokter dan rutin memeriksa tekanan darah untuk memantau perbaikan atau perkembangan kondisi.
Darah tinggi tidak lagi hanya diderita oleh lansia, tetapi kini banyak dijumpai pada remaja dan orang dewasa muda. Penyebabnya sangat beragam, mulai dari pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, hingga stres dan faktor keturunan. Untuk mencegah komplikasi serius di masa mendatang, deteksi dini hipertensi sangatlah penting. Dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat—termasuk mengatur pola makan, berolahraga, mengelola stres, serta menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan—risiko tekanan darah tinggi pada usia muda dapat diminimalkan. Konsultasi berkala dengan tenaga medis juga disarankan untuk memantau kondisi dan memaksimalkan kualitas hidup.
Baca Juga :