Rasio N, P, dan K Serta Rekomendasi PPM Nutrisi Terbaik untuk Budidaya Melon Hidroponik

Budidaya melon secara hidroponik membutuhkan perhatian khusus pada kandungan nutrisi, khususnya elemen makro N (nitrogen), P (fosfor), dan K (kalium). Pasalnya, kebutuhan setiap unsur tersebut akan berubah seiring dengan perkembangan tahapan pertumbuhan tanaman, yakni fase vegetatif dan fase generatif. Dengan pengaturan rasio unsur hara yang tepat, pertumbuhan dan produksi buah melon akan lebih optimal.


1. Fase Vegetatif

Pada fase vegetatif (sejak semai hingga pertumbuhan daun dan batang), melon memerlukan kadar nitrogen yang lebih tinggi untuk membentuk jaringan daun serta memperkuat batang. Rasio N, P, K yang umumnya disarankan pada fase ini adalah 2:1:1 atau 3:1:2.

Pada fase vegetatif, konsentrasi larutan nutrisi (Total Dissolved Solids/TDS) umumnya berada di kisaran 1.200 – 1.600 ppm. Di rentang ini, tanaman melon akan mendapatkan asupan hara yang cukup untuk memperkuat struktur vegetatifnya sebelum memasuki tahap pembentukan bunga dan buah.


2. Fase Generatif

Begitu tanaman memasuki fase generatif (pembungaan hingga pembuahan), kebutuhan fosfor dan kalium meningkat untuk mendukung proses pembentukan bunga, penyerbukan, serta pembentukan dan pembesaran buah. Rasio N, P, K yang dianjurkan pada fase ini dapat bergeser menjadi 1:2:2 atau 1:2:3, tergantung pada kondisi spesifik varietas melon dan lingkungan budidaya.

Pada fase generatif, konsentrasi nutrisi biasanya ditingkatkan menjadi kisaran 1.600 – 2.000 ppm. Kenaikan ini bertujuan menyesuaikan kebutuhan tanaman yang mulai fokus pada pembentukan dan pembesaran buah.


3. Tips dan Catatan Penting

  1. Pemantauan Rutin: Selalu pantau kondisi larutan nutrisi menggunakan alat pengukur TDS atau EC (Electrical Conductivity). Apabila konsentrasi terlalu tinggi, tambahkan air untuk menurunkannya; sebaliknya, jika terlalu rendah, tambahkan larutan pekat nutrisi sesuai kebutuhan.
  2. pH Larutan: Idealnya, pH larutan hidroponik untuk melon berada di rentang 5,5–6,5. Pastikan melakukan pengukuran rutin dan koreksi pH bila diperlukan.
  3. Kesesuaian Varietas: Rasio N, P, dan K dapat sedikit bervariasi tergantung varietas melon. Beberapa varietas mungkin lebih responsif terhadap rasio N:P:K yang berbeda.
  4. Kualitas Air: Pastikan menggunakan air dengan kadar garam terlarut (TDS) rendah atau netral. Air yang terlalu keras dapat memengaruhi penyerapan nutrisi dan pH larutan.

Kesimpulannya, untuk budidaya melon hidroponik, berikan rasio N:P:K yang lebih menonjolkan nitrogen (2:1:1 atau 3:1:2) pada fase vegetatif dan ubah menjadi rasio yang memperkuat fosfor serta kalium (1:2:2 atau 1:2:3) pada fase generatif. Adapun konsentrasi larutan nutrisi (TDS) yang ideal berada di kisaran 1.200 – 1.600 ppm pada fase vegetatif dan 1.600 – 2.000 ppm pada fase generatif. Dengan pengaturan nutrisi yang tepat dan pemantauan berkala, tanaman melon akan tumbuh sehat, menghasilkan buah yang berkualitas tinggi, dan memberi keuntungan maksimal bagi pelaku budidaya hidroponik.